Kamis, 13 September 2018


Jika kamu bertanya tanya daerah mana yang memiliki masjid bersejarah, Kota Malang salah satunya. Selain Masjid Jami’ Kota Malang, setidaknya ada tiga masjid yang memiliki nilai sejarah. Yaitui, Masjid Nur Inka di Kompleks Museum Brawijaya, Masjid Sabilillah di Blimbing, dan Masjid AR Fakhrudin di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).


Masjid Nur Inka menjadi masjid istimewa karena didirikan oleh Jenderal TNI Gatot Nurmantyo untuk mengenang anaknya yang wafat karena sakit. Nur Inka adalah nama anak sang panglima. Sementara itu, Masjid Sabilillah merupakan monumen Laskar Sabilillah dalam melawan penjajah. Sedangkan Masjid Ar Fakhrudin yang memiliki lima lantai itu pernah menjadi masjid kampus terbesar di ASEAN. Masjid ini juga memadukan tiga arsitektur, yakni Jawa, Arab, dan modern.


Konon, Jenderal TNI Gatot diam-diam sering berkunjung ke Masjid Nur Inka tanpa pengawalan protokoler. Kunjungan jenderal kelahiran 13 Maret 1960 tersebut sering kali hanya untuk melaksanakan salat.

”Dulu, siang-siang ke sini, (hanya) mau sholat. Padahal katanya tidak tugas apa-apa. Hanya kangen saja dan langsung bertolak ke Jakarta,” kata bendahara takmir Masjid Nur Inka Muhamad Thaha kemarin

Thaha bercerita, bangunan awal masjid yang dibangun pada 1999 tersebut hanya berukuran 6 x 6 meter dan bernama Al Furqon. Tahun 2003, Masjid Al Furqon direnovasi dan mengalami pelebaran. Nah, tahun 2010, Pangdam V/Brawijaya Jenderal Gatot Nurmantyo mencari lahan di Kota Malang. Dia ingin membangun masjid di lahan tersebut. Di dapatlah lahan di tempat Masjid Al Furqon berdiri. Meski kemudian Gatot menjadi panglima komando cadangan strategis angkatan darat (Pangkostrad), hal itu tidak menghalanginya untuk sering mengunjungi Kota Malang.

”Nah sebelum jadi Pangkostrad, Pak Gatot meminang Masjid Al-Furqon untuk dijadikan masjid baru,” imbuhnya.

Tahun 2012, Masjid Al-Furqon diratakan dengan tanah untuk dijadikan Masjid Nur Inka. Masjid ini diresmikan pada tanggal 27 Juli 2013 lalu, tepat di pertengahan Ramadan.

”Putri Pak Gatot itu orangnya merakyat, sosialisnya tinggi. Pak Gatot membangun masjid itu karena terinspirasi kepada almarhumah,” kata Thaha.

Di sisi lain, Mesjid Sabilillah mempunyai sejarah besar dalam perjuangan arek Malang. Masjid di Jalan Ahmad Yani, No. 15, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, itu merupakan monumen Laskar Sabilillah pimpinan KH Masjkur. Masjid seluas 8.100 meter persegi itu dibangun untuk menjadi penanda perjuangan laskar tersebut dalam menumpas penjajah.

Kepala Yayasan Sabilillah Malang Mas’ud Ali menyatakan, masjid ini mulai dibangun pada 1974. Bangunannya mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Sembilan pilar penyangga di dalam masjid menandakan jumlah wali di pulau jawa. Kemudian, 17 pilar kecil menandakan kemerdekaan Republik Indonesia.

”Di teras ada prasasti ulama yang bunyinya Masjid Sabilillah sebagai monomen perjuangan Kemerdekaan RI 1945 yang dipelopori oleh alim ulama,” jelasnya.

Tahun lalu, Kementrian Agama (Kemenag) Republik Indonesia menjadikan masjid ini sebagai masjid percontohan nasional.

Sumber : Radar malang